Rabu, Juli 2, 2025
spot_img

Pimpin Apel Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2025, Dedy Hendry : Perda Pelarangan Plastik Sekali Pakai Dikaji

SAROLANGUN UPDATE – Mewakili Bupati Sarolangun H Hurmin, PJ Sekretaris Daerah Kabupaten Sarolangun Ir Dedy Hendry, M.Si, memimpin langsung apel peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2025, Kamis (05/06/2025) di Glora Sport Center Sarolangun.

Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua TP PKK Sarolangun Ny Hj Risha Fitria Hurmin, Danramil 420-04 Sarolangun Mayor Inf Abdul Aziz, Kasi Intel Rikson Lothar Siagian, SH, MH, Ketua PN Sarolangun Novarina Manurung, SH, MH, Para asisten dan staf ahli Bupati Sarolangun, Kepala KPHP Hulu Sarolangun Arbain, ST, Kepala KPHP Hilir Sarolangun Misriadi.

Selain itu hadir juga Kadis LHD Sarolangun Kurniawan, ST, ME, Para Kepala OPD di lingkungan Pemkab Sarolangun, Sekretaris dinas LHD Sarolangun Heri Kuslaini, Jajaran TP PKK Sarolangun, Jajaran pegawai di lingkungan Pemkab Sarolangun, Para pekerja harian lepas dinas LHD Sarolangun serta personil gabungan TNI, Polri, Satpol PP dan para siswa sekolah SMA/SMK, SMP/MTs.

PJ Sekda Sarolangun Dedy Hendry membaca pidato Mentri Lingkungan Hidup, mengatakan momentum peringatan hari lingkungan hidup sedunia tanggal 5 Juni 2025 ini bukan sekedar seremoni tahunan melainkan panggilan moral seruan aksi dan aksi politik dan momentum penyadaran bersama.

Tema hari lingkungan hidup sedunia tahun ini adalah hentikan polusi plastik bukan sekedar slogan, tetapi wujud tanggung jawab bersama menjawab tantangan utama ancaman planet yang meliputi perubahan iklim hilangnya keanekaragaman hayati dan polusi.

” Ketiganya saling berkaitan dan polusi plastik adalah simbol sekaligus akibat dari cara hidup yang tak berkelanjutan,” katanya.

Dedy Hendry menjelaskan bahwa polusi plastik adalah bom waktu ekologis dunia saat ini memproduksi lebih dari 430 juta ton plastik setiap tahun namun hanya kurang dari 10% yang berhasil didaur ulang sisanya mencemari tanah, sungai, laut dan bahkan telah terdeteksi dalam rantai makanan manusia.

Di Indonesia situasinya tak kalah memprihatinkan berdasarkan data sistem informasi pengolahan sampah nasional (SIPSN) tahun 2023 total timbul dan Sampah mencapai 56,6 juta ton. Dimana sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% adalah sampah plastik, ironisnya hanya 39,01% yang terkelola secara layak sementara sisanya berakhir di TPA Open damping dan dibakar terbuka atau mencemari lingkungan.

” Tanpa upaya luar biasa pada tahun 2027 seluruh TPA di Indonesia diproyeksikan akan penuh dan tak lagi mampu menampung sampah,” katanya.

Kemudian, lanjut Dedy menambahkan bahwa dampak yang ditimbulkan dari polusi plastik sangat serius antara lain ekosistem laut rusak, biota seperti penyu burung laut dan ikan terancam, nelayan kehilangan sumber penghidupan, biaya pengelolaan hidup meningkat drastis, pariwisata menurun karena pantai yang tercemar dan yang lebih berbahaya mikroplastik kini ditemukan dalam air minum garam bahkan dalam tubuh manusia.

Pemerintah Indonesia telah menegaskan target besar yaitu 100% pengelolaan sampah pada tahun 2029, sebagaimana tertuang dalam RPJMN Tahun 2020-2024 dan arahan langsung Bapak Presiden RI Prabowo Subianto, bahwa bergerak melalui dua pendekatan yaitu hulu dan hilir.

” Di hilir kami melarang TPA Open damping secara bertahap, meningkatkan DAK dan insentif bagi daerah, membangun infrastruktur pengelolaan di 33 kota besar dan memperkuat skema extense produser responsibility atau IBR bagi produsen,” katanya.

” Di hulu kami melarang impor secara scrub plastik, mendorong pembatasan plastik sekali pakai melalui perda-perda daerah, menggalakkan edukasi publik dan ekonomi sirkular serta menyusun regulasi melarang produksi plastik sekali pakai yang sulit didaur ulang,” kata dia menambahkan.

Di tingkat Internasional, pada bulan Agustus mendatang Indonesia akan hadir 2 dalam forum Inc 5.2 di Jenewa perundingan terakhir penyusunan konvensi Global yang mengikat secara hukum untuk menghentikan polusi plastik. Kementrian Lingkungan Hidup akan mendorong keadilan lingkungan akuntabilitas produsen global dan dukungan nyata bagi negara berkembang. Indonesia hadir bukan sebagai korban pencemaran Global tetapi pemimpin solusi.

” Kita di daerah diarahkan untuk segera buat Perda pelarangan plastik sekali pakai, bangun bank sampah dan fasilitas daur ulang lokal, terapkan Zero waze sebagai visi bersama, jadikan Sekolah Dasar tempat ibadah dan kantor sebagai ruang edukasi hidup tanpa sampah,” katanya.

Kepada dunia usaha saatnya berubah produksi dan konsumsi harus bertanggung jawab desain produk harus mudah di guna ulang, diisi ulang dan didaur ulang.

” Tidak ada lagi alasan untuk tetap memproduksi plastik yang tidak bisa diolah. Kepada generasi muda gen-Z dan gen Alpa kalian adalah agen perubahan jadilah pelopor gaya hidup minim plastik, bawa botol minum sendiri, tolak sedotan plastik, gunakan tas belanja sendiri pilih produk lokal yang berkelanjutan aktif ajak teman-temanmu untuk mulai kelola sampah dan edukasi lingkungan melalui media sosial kalian kalian bukan penonton kalian penentu arah sejarah,” katanya.

” Setiap langkah kecil memilih memilah sampah menolak plastik sekali pakai memilih produk ramah lingkungan akan menciptakan gelombang perubahan mendasar bumi tidak membutuhkan kita kitalah yang membutuhkan bumi Mari kita wariskan alam yang bersih bukan krisis yang kita tinggalkan,” kata dia menambahkan.

(RAP)

berita lainnya

- Advertisement -spot_img

berita terbaru